Minggu, 04 Agustus 2013
Tidurnya orang berpuasa
Apakah benar
tidur orang
yang berpuasa
itu berpahala?
Apakah benar
seperti itu? Di bulan Ramadhan saat ini, kita
sering mendengar ada sebagian
da’i yang menyampaikan bahwa
tidur orang yang berpuasa
adalah ibadah. Bahkan dikatakan
ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga
dengan penyampaian semacam
ini, orang-orang pun akhirnya
bermalas-malasan di bulan
Ramadhan bahkan mereka lebih
senang tidur daripada melakukan amalan karena termotivasi
dengan hadits tersebut. Dalam
tulisan yang singkat, kami akan
mendudukkan permasalahan ini
karena ada yang salah kaprah
dengan maksud yang disampaikan dalam hadits tadi.
Semoga Allah memudahkan dan
menolong urusan setiap hamba-
Nya dalam kebaikan. Derajat Hadits Sebenarnya Hadits yang dimaksudkan, ُﻪُﺘْﻤُﺻَﻭ ، ٌﺓَﺩﺎَﺒِﻋ ِﻢِﺋﺎَّﺼﻟﺍ ُﻡْﻮَﻧ ، ٌﺏﺎَﺠَﺘْﺴُﻣ ُﻩُﺅﺎَﻋُﺩَﻭ ، ٌﺢْﻴِﺒْﺴَﺗ ٌﻒَﻋﺎَﻀُﻣ ُﻪُﻠَﻤَﻋَﻭ “Tidurnya orang yang berpuasa
adalah ibadah. Diamnya adalah
tasbih. Do’anya adalah do’a
yang mustajab. Pahala amalannya
pun akan dilipatgandakan.” Perowi hadits ini adalah ‘Abdullah
bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh
Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman
3/1437. Dalam hadits ini terdapat
Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah
perowi yang dho’if (lemah). Juga dalam hadits ini terdapat
Sulaiman bin ‘Amr yang lebih
dho’if dari Ma’ruf bin Hasan.
Dalam riwayat lain, perowinya
adalah ‘Abdullah bin ‘Amr.
Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul
Ihya’ (1/310) dengan sanad
hadits yang dho’if (lemah). Kesimpulan: Hadits ini adalah hadits yang dho’if. Syaikh Al
Albani dalam Silsilah Adh Dho’ifah
no. 4696 mengatakan bahwa
hadits ini adalah hadits yang
dho’if (lemah). Tidur yang Bernilai Ibadah
yang Sebenarnya Setelah kita menyaksikan bahwa
hadits yang mengatakan “tidur
orang yang berpuasa adalah
ibadah” termasuk hadits yang
dho’if (lemah), sebenarnya
maknanya bisa kita bawa ke makna yang benar.
Sebagaimana para ulama biasa
menjelaskan suatu kaedah
bahwa setiap amalan yang
statusnya mubah (seperti
makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan
pahala dan bernilai ibadah apabila
diniatkan untuk melakukan
ibadah. Sebagaimana An Nawawi
dalam Syarh Muslim (6/16)
mengatakan, ﻪَّﻠﻟﺍ ﻪْﺟَﻭ ِﻪِﺑ َﺪَﺼَﻗ ﺍَﺫِﺇ ﺡﺎَﺒُﻤْﻟﺍ َّﻥَﺃ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ﺏﺎَﺜُﻳَﻭ ، ﺔَﻋﺎَﻃ َﺭﺎَﺻ ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ “Sesungguhnya perbuatan
mubah, jika dimaksudkan
dengannya untuk mengharapkan
wajah Allah Ta’ala, maka dia
akan berubah menjadi suatu
ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Jadi tidur yang bernilai ibadah
jika tidurnya adalah demikian. Ibnu Rajab pun menerangkan hal
yang sama, “Jika makan dan
minum diniatkan untuk
menguatkan badan agar kuat
ketika melaksanakan shalat dan
berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala.
Sebagaimana pula apabila
seseorang berniat dengan
tidurnya di malam dan siang
harinya agar kuat dalam
beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.” (Latho-if Al
Ma’arif, 279-280) Intinya, semuanya adalah
tergantung niat. Jika niat tidurnya hanya malas-malasan
sehingga tidurnya bisa seharian
dari pagi hingga sore, maka tidur
seperti ini adalah tidur yang sia-
sia. Namun jika tidurnya adalah
tidur dengan niat agar kuat dalam melakukan shalat malam
dan kuat melakukan amalan
lainnya, tidur seperti inilah yang
bernilai ibadah. Jadi ingatlah “innamal
a’malu bin niyaat”, setiap
amalan tergantung dari
niatnya. Semoga Allah menganugerahi
setiap langkah kita di bulan
Ramadhan penuh keberkahan.
Segala puji bagi Allah yang
dengan segala nikmatnya, segala
kebaikan menjadi sempurna. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina
Muhammad wa ‘ala aalihi wa
shohbihi wa sallam, wal hamdu
lillahi robbil ‘alamin. Rujukan: 1. As Silsilah Adh Dho’ifah,
Muhammad Nashiruddin Al Albani,
Maktabah Al Ma’arif Riyadh, Asy
Syamilah
2. Latho-if Al Ma’arif fil
Mawaasim Al ‘Aam minal Wazho-if, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab
Al Islamiy
3. Syarh Muslim, Abu Zakaria
Yahya bin Syarf An Nawawi,
Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah
4. http://www.dorar.net/enc/ hadith/ﻢﺋﺎﺼﻟﺍ ﻡﻮﻧ /pt ***
Diselesaikan pada waktu ifthor, 2
Ramadhan 1430 H Penulis: Muhammad Abduh
Tuasikal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar